Total Tayangan Halaman

Minggu, 24 November 2013

Kurikulum dan Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Peningkatan mutu pendidikan diartikan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga. Melalui keempat komponen itu dimaksudkan agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya Alam indonesia.
Dewasa ini banyak sekali ditemukan berbagai pengembangan sistem dari sebuah pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari beberapa peningkatan atau pelebaran kurikulum yang mungkin pemerintah berusaha untuk membuat sebuah perubahan konsep untuk meningkatkan taraf pendidikan Indonesia. Namun justru hal ini semakin membuat semua tenaga pendidik menjadi kebingungan dalam meneruskan program pemerintah terutama pada pelaksanaannya. Oleh sebab itu perlu adanya perbandingan dan pengamatan yang sesuai dengan standar baku kurikulum dengan kurikulum yang dipakai di SD agar terjadi keselarasan dan keseimbangan.

B.     Tujuan
Sebagai mahasiswa terutama sebagai seorang calon guru kita harus mengetahui bagaimana pola perkembangan dan penggunaan kurikulum baku dengan kurikulum yang ada di SD. Jadi, adapun tujuan dari adanya observasi dan wawancara mengenai perbandingan kurikulum baku dengan kurikulum yang ada di SD adalah sebagai berikut :
ü  Membekali mahasiswa mengenai penerapan kurikulum yang nantinya akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
ü  Memberikan pemahaman kepada Mahasiswa untuk lebih memahami kepentingan mengajar yang berdasarkan pada kurikulum
ü  Sebagai acuan program pembelajaran sebagai basic dasar seorang guru sehingga membantu mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan dalam PBM
ü  Memfasilitasi mahasiswa dalam pengetahuan kurikulum serta penerapannya di SD


























BAB II
PEMBAHASAN DAN PELAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
DI SD 038 BALAM SEMPURNA

1.        PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan  kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan  pendidikan dan peserta didik. Dengan kata lain, kurikulum adalah serangkaian kegiatan ataupun sejumlah proses dalam pembelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir dengan berbagai halangan dan rintangan tertentu untuk  memperoleh sebuah penghargaan (Ijazah).
Adapun pengertian kurikulum menurut beberapa Ahli. Pengertian kurikulum adalah sebagai berikut :
  • Henry C Morrison
Kurikulum adalah penjelasan mengenai petunjuk tanpa referensi untuk tata cara atau pengertian  secara intruksional.
  • B. Othanel
Kurikulum adalah urutan pengalaman potensi didirikan disekolah tujuan mendisiplinkan anak-anak dalam berkelompok secara bertindak dan berpikir
  • L. Thomas Hupkins
Kurikulum adalah desain yang dibuat oleh semua orang yang paling erat berkaitan dengan aktivitas kehidupan anak sementara mereka berada di sekolah.
  • Edward A. Kurg
Kurikulum adalah semua pengalaman pembelajaran dibawah arahan sekolah.



  • Hilda Taba
Kurikulum adalah rencana untuk belajar, karena itu apa yang diketahui tentang proses pembelajaran dan pengembangan individu telah menuntut pembentukan kurikulum.
  • Mauritz Johnshon, Jr.
Kurikulum adalah serangkaian hasil belajar yang terstruktur
B.     Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum disetiap satuan pendidikan menggunakan prinsip sebagai berikut :
a.       Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ada dalam dirinya.
b.      Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan lima pilar pembelajaran, yaitu Learning to know, learning to be, Learning to live together dll
c.       Pelaksanaan kurikulum dilaksanakan untuk memberikan pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan atau percepatan sesuai dengan potensi.
d.      Kurikulum dilaksanakan dalam hubungan peserta didik dan pendidik.
e.       Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multimedia.
f.       Kurikulum digunakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial  dan budaya serta kekayaan daerah yang ada didaerah setempat.
g.      Kurikulum dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan.
C.      Struktur baku Kurikulum SD/MI
Struktur baku kurikulum di SD meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 tahun. Struktur kurikulum SD disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :
1)      Kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
2)      Substansi mata pelajaran IPA dan IPS  merupakan IPA terpadu dan IPS terpadu.
3)      Pembelajaran pada kelas 1 S.D III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
4)      Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit
5)      Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
D.    Beban Belajar dan Alokasi waktu
Satuan pendidikan SD melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket. Beban belajar diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dan pendidik. Beban belajar tatap muka per jam pada jenjang pendidikan dasar adalah 35 menit. Untuk jumlah tatap muka perminggu nya pada kelas 1 s.d III adalah 29 s.d 32 jam, sedangkan untuk kelas IV s.d VI adalah 34 jam pembelajaran.
Dalam beban belajar untuk setiap jenjang juga memiliki waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada jenjang SD adalah maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

2.    PELAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA DI SD 038 BALAM SEMPURNA
A.          Penggunaan dan penerapan Kurikulum di SD
Pengembangan kurikulum yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan. Undang-undang republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan  mengamanatkan KTSP sebagai kurikulum yang digunakan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar isi dan standar kelulusan.
Penggunaan kurikulum ini pada dasarnya di komandoi oleh pemerintah dan pada saat ini kurikulum yang dipakai pada jenjang pendidikan baik SMP,SMA dan Khusunya SD menerapkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan sebagai kurikulum yang akan menjadi dasar dalam proses pembelajaran.
Penggunaan kurikulum ini tidak semua berjalan lancar, ada beberapa kendala seorang guru dalam menerapkan kurikulum ini, kendala-kendala tersebut dapat berupa keterbatasan dari media ataupun faktor internal dari masing-masing daerah.
B.     Persamaan dan Perbedaan Isi dan pengelolaan KTSP Dengan Kurikulum Baku.
Pada dasarnya sebuah kurikulum itu disusun berdasarkan atas ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, baik dari segi standar isi, pola pengembangan dan prinsip pelaksanaan serta penerapannya. Namun, ada sedikit perbedaan yang mungkin tidak begitu signifikan karena setiap kurikulum disusun berdasarkan pada kurikulum yang baku. Berikut akan kami tampilkan beberapa persamaan dan perbedaan yang terdapat antara kurikulum baku dan Kurikulum KTSP.
a.      Persamaan Kurikulum Baku dan Kurikulum KTSP
§  Berlandaskan pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005
§  Terdiri dari 5 struktur dan muatan mata pelajaran yaitu : kelompok mata pelajaran agama dan Akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, serta jasmani dan olahraga.
§  Pola pengembangannya didasarkan atas aspek yang sama yaitu berdasarkan pada potensi serta kebutuhan, beragam dan terpadu, menyeluruh, relevan serta belajar sepanjang hayat.
§  Memiliki jumlah alokasi waktu yang sama yaitu 35 menit
§  Memiliki acuan operasional yang berlandaskan pada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh BSNP.
§  Pola acuan operasinal pada kurikulum KTSP sudah begitu sedikit dikembangkan seperti ada beberapa poin yang kami lihat yaitu KTSP mengacu pasa pola perkembangan lokal dan global, sedangkan pada kurikulum baku tidak ada ditemukan.
b.      Perbedaan Kurikulum baku dan Kurikulum KTSP
§  Dalam prinsip acuan Opresionalnya pada KTSP terdapat adannya pendidikan berbasis keunggulan global dan Lokal yang menuntut untuk para siswa menemukan sendiri pengetahuan baru.
§  Pengembangannya dilakukan tidak memperhatikan daerah-daerah yang memang kekurangan alat peraga, sedangkan pada kurikulum baku pengambangannya tetap memperhatikan masing-masing potensi daerah
§  Pada KTSP terdapat banyak sekali undang-undang yang mengatur dalam penetapan sehingga hal ini memungkinkan ketidaksetaraan dalam penerapannya.
C.    Penerapan KTSP di SDN 038 balam Sempurna
Pada dasarnya sistem penerapan dan pelaksanaan kurikulum baku dengan KTSP yang merupakan sebuah kurikulum yang populer saat ini adalah sama, terutama hasil pengamatan yang telah kami lakukan selama 3 hari di SDN 038 balam sempurna. Yang membedakan adalah dari segi penggunaan alokasi waktu dan proses kegiatan pengembangan diri yang terdapat pada sekolah tersebut.
Berikut ini akan kami paparkan  tentang perbedaan dalam penggunaan alokasi waktu dan kegiatan pengembangan diri.
  1. Alokasi Waktu jam pelajaran
Dari hasil wawancara dan observasi yang kami terima dan peroleh, ada 2 faktor ataupun alasan yang tentang adanya penambahan alokasi waktu pada mata pelajaran khusus, namun perlu diketahui adanya penambahan jam ini tidak pula mengurangi ataupun justru menambah jumlah seluruh jam tatap muka perminggu nya. Berikut akan kami paparkan 2 alasan yang kami lansir dari Wali Kelas sekaligus Guru Kelas IV SDN 038 balam Sempurna.
·      Pencapaian target ketuntasan belajar
Pencapaian target merupakan sebuah hal yang sangat sering kita ketahui dari sebuah perencanaan program. Ketika kami menanyakan tentang alasan tersebut kami menarik sebuah kesimpulan bahwasannya pencapaian target ketuntasan belajar  kerap sekali hubungannya dengan UASBN, yang mungkin tidak terasa akan menghampiri murid-murid kelas VI. Ini merupakan sebuah mosi yang sangat wajar tentunya karena seorang guru juga harus mewanti-wanti keberhasilan dan kelulusan dari para siswa-siswinya.
Untuk mencapai sebuah ketuntasan belajar, guru memberikan adanya penambahan jam khusus pada mata pelajaran tertentu yang akan di UASBN kan contohnya matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS. Keempat mata pelajaran inilah yang mendapatkan penambahan jam.
Menurut Guru kelas VI SDN 038 dituturkan “ penambahan jam ini sama sekali tidak ada unsur untuk memporsis belajar dan daya pikir anak, terkadang saya juga melihat kondisi anak didik saya. Kita juga tidak bisa memaksakan anak untuk menuntaskan materi ini. Tapi ini hanya sebuah target, kalaupun tidak bisa kita juga memanfaatkan les sore sebagai tambahan belajar siswa.” Tuturnya.
Dari pemaparan diatas kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa seorang guru harus dituntut kreatif dan faham terhadap kondisi pisik anak, sebab keberhasilan dan ketuntasan belajar hanya akan dapat dicapai dengan adanya sinkronisasi ataupun kerjasama yang baik antara pendidik dan peserta didik.
Selain itu, menurut pemaparan beliau juga disebutkan “tidak menjadi beban siswa sebenarnya, ini merupakan beban guru untuk berpikir secara realistis bagaimana mencapai target tersebut. Dan perlu diketahui, adanya penambahan jam tersebut tidak mengurangi ataupun menambah jumlah keseluruhan dan mereka juga diberikan istirahat, olahraga, kegiatan extra dan kegiatan lainnya yang terkadang tanpa disadari itu semua akan membuat anak didik kita refresh”. Ucapnya.
Untuk mencapai sebuah keinginan yang besar kita tidak bisa memaksakan kehendak, karena hal itu percuma saja hanya akan membuat kegagalan yang besar. Kejelian seorang guru sangatlah dibutuhkan dalam sebuah proses pembelajaran. Kita juga harus bisa membagi waktu dan memberikan hak-hak anak didik agar tercipta keselarasan. Sebagai mana yang di ungkapkan oleh guru kelas “ saya juga memberikan hak-hak anak didik untuk berkarya dan berolahraga. Tidak bagus juga kalau kita memaksakan kehendak. Dalam penambahan waktu ini terkadang saya me-change atau menukar jam, sehingga anak tidak bosan. contohnya minggu ini jam untuk matematika 7 jam, Bahasa Indonesianya 5 jam, ya begitulah sebaliknya”.  Ungkapnya
Jadi, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa, untuk mencapai sebuah target pencapaian hasil belajar kita juga tidak harus terfokus pada yang baku, terkadang kita bisa menambah atau bahkan justru mengurang. Karena ketika kita mengajar yang terpenting disini adalah bagaimana kelihaian kita dalam mengolah waktu dan memenage kelas menjadi sebuah kelas yang kondusif aman dan nyaman.
Berikut ini tampilan tabel alokasi waktu yang dipakai SDN 038 terkait dengan penggunaan waktu dan tabel Alokasi waktu pada Kurikulum baku :
1. Tabel Kurikulum baku
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
A. Mata pelajaran
VI (Enam) dan Jam
1. Pendidikan Agama
3
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
3. Bahasa Indonesia
5
4. Matematika
5
5. Ilmu Pengetahuan Alam
4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
3
7. Seni budaya dan Keterampilan
3
8. Pendidikan jasmani dan Olahraga
4
B. Muatan Lokal
4
C. Pengembangan Diri
2*
Jumlah
32



2.      Tabel Kurikulum yang diterapkan Di SDN 038
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
A. Materi Pelajaran
VI (Enam) dan jam
1. Pendidikan Agama
3
2. pendidikan Kewarganegaraan
3
3. Bahasa Indonesia
5*
4. Matematika
7*
5. Ilmu Pengetahuan Alam
5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
5
7. Seni Budaya dan Keterampilan
3
8. Pendidikan jasmani & Olahraga
3
B. Muatan Lokal

1. Arab Melayu
2
2. Bahasa Inggris
2
Jumlah
38

Nb.      Warna biru menandakan adanya penambahan pada Jam pelajaran
            Warna Merah menandakan adanya pengurangan Jam pelajaran
            Tanda * menandakan terkadang ada pe-changean waktu

·      Peningkatan pemahaman siswa
Tujuan yang kedua dari adanya penambahan jam pada mata pelajaran khusus ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai pelajaran yang diajarkan disekolah. Hal ini dulakukan oleh guru karena melihat kondisi tingkat pendidikan orang tua yang sebagian besar hanya tamat SD, sehingga terkadang orang tua tidak begitu peduli tentang sekolah, ilmu yang didapat dan pengetahuan anaknya sendiri. Disinilah guru mengambil sebuah kebijakan  untuk menambah jam pelajaran. Selain itu, faktor ekonomi juga tidak mendukung sehingga orang tua begitu tidak peduli dengan dunia pendidikan mereka Cuma berpikir bahwa tamat SD saja sudah cukup, padahal pendapat itu merupakan pendapat yang salah, yang harusnya tidak ada dalam pemikiran orang tua.
Kekurangan tenaga Les Private juga sangat minim dan kurang sekali peminat dari adanya les private tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh guru kelas VI SDN 038 “ya guru harus bertindak, penambahan ini merupakan sebuah program untuk menambah pengetahuan anak didik. Karena kita ketahui sendiri banyak sekali faktor yang membuat kami seperti ini, padahal potensi anak-anak disini cukup lumayan bagus. Faktor itu bisa dari segi tingkat pendidikan orang tua yang rendah, faktor ekonomi, kurang sadar tentang pentingnya pendidikan, ya banyak lagi.” Ucapnya.
Sangat miris sekali ketika masyarakat sudah tidak mau peduli lagi tentang dunia pendidikan. Ini merupakan tugas guru dalam membina generasi muda yang sadar akan pendidikan.
b.      Kegiatan Pengembangan Diri
            Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan bakat minat dan kebutuhan peserta didik, berdasarkan data yang kami peroleh pengembangan diri yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah sebagai berikut :
·      Mading Kreasi
            Mading Kreasi adalah sekumpulan informasi dan karya-karya dari peserta didik yang tertempel pada papan yang khusus untuk mengembangkan bakat dan sekaligus merealisasikan pelajaran-pelajaran tertentu yang diproses melalui pemilihan-pemilihan karya terbaik, mulai dari kelas rendah sampai kelas tinggi.
Mading umum ini menampung puisi-puisi serta lukisan-lukisan dari peserta didik yang di pilih oleh guru setiap 15 hari sekali. Dan sebelum pemilihan-pemilihan dilakukan karya-karya anak didik di pajangkan terlebih dahulu pada mading kelas. Hal ini dilakukan supaya ada rasa nya kepuasan tersendiri bagi peserta didik. Tujuan mading ini adalah mengasah bakat dan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.
·      Kegiatan Pengembangan Olahraga
            Kegiatan ini merupakan alternatif kedua dalam proses pengembangan diri siswa, dari sini juga dapat diperoleh data mengenai bakat peserta didik dibidang olahraga. Pengembangan di bidang olahraga ini langsung dibawah naungan guru olahraga, pada kegiatan ini peserta didik juga dikembangkan bakatnya melalui latihan-latihan olahraga dan sebagainya.
·      Apotik Hidup
            Kegiatan pengembangan yang ketiga ini mengacu pada bakat siswa untuk dibidang pertanian dan perkebunan. Dari sini nantinya bakat-bakat pertanian siswa akan terlihat.
            Khusus untuk kegiatan pengembangan diri ini, sekolah membuat hari khusus untuk pengembangan diri siswa. Kegiatan pengembangan diri ini biasa dilakukan pada hari sabtu setelah selesai jam pertama dan jam kedua, hal ini dilakukan karena pada kegiatan pengembangan diri ini membutuhkan waktu extra dalam melaksanakannya. Pada hari sabtu ini peserta didik bebas memilih kegiatan mana yang benar-benar ia sukai dan minati sesuai dengan bakatnya.

D.      Kendala-Kendala dalam Penerapan Kurikulum KTSP
Kendala-kendala dalam sebuah penerapan kurikulum KTSP yang kami peroleh dari hasil wawancara dengan wali Kelas VI SDN 038 adalah sebagai berikut :
1.                                                                                                    Kurikulum KTSP dituntut untuk menemukan
            Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pada kurikulum KTSP terdapat adanya pengembangan dalam sebuah prosesnya yaitu siswa dituntut untuk menemukan sendiri. Untuk menemukan sendiri tersebut, tentunya sebuah sekolah harus mempunyai fasilitas yang lengkap karena itu juga merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses pembelajaran. Selain itu, faktor pendukung siswa untuk maju juga kurang hal ini disebabkan oleh faktor internal baik lingkungan, maupun keluarga.
            Solusi yang kami tawarkan ketika menanggapi permasalahan ini adalah sebagai berikut :
a.      Menerapkan sistem pembelajaran yang aktif kreatif dan menyenangkan dengan memperhatikan seluruh kemauan dan potensi yang dimiliki anak didik.
b.      Memperagakan langsung materi dengan sebuah hal-hal yang konkrit sehingga anak dapat langsung menangkap apa tujuan dan maksud dari sebuah pembelajaran.
2.                                                                                                    Kurangnya media dan Alat peraga
            Media dan alat peraga merupakan dua pokok penting dalam proses pembelajaran. Dengan media kita bisa mengetahui secara jelas maksud dan tujuan dari materi yang ditujukan oleh guru, sedangkan alat peraga kita dapat melihat secara konkrit dan nyata tentang sesuatu. Kurangnya media dan alat peraga ini merupakan sebuah kendala dalam penerapan kurikulum KTSP.
Solusi yang kami tawarkan ketika menanggapi permasalahan tersebut adalah
  1. Memanfaatkan alam sebagai wahana proses pembelajaran yang mungkin dengan ini anak juga akan lebih mengenal tentang alam yang ada disekitarnya.
  2. Guru sesekali juga harus lebih kreatif dengan menerapkan metode karyawisata yang juga bisa sesekali mengajak anak untuk belajar di outdoor. Bisa saja melihat potensi yang ada didaerahnya sendiri ataupun kalau mempunyai dana yang cukup guru bisa mengajak keluar daerah untuk melihat perkembangan yang terjadi.
  3. Memanfaatkan Apotik hidup tidak hanya sebagai media pengembangan diri saja tetapi juga bisa mengalihfungsikan sebagai laboratorium IPA ataupun pertanian.
3.                                                                                                    Kurangnya tenaga pendidik
Guru merupakan sebuah komponen terpenting dalam proses pendidikan. Tanpa guru sebuah sekolah tidak akan bisa menghasilkan lulusan yang baik, sehingga kekurangan tenaga pendidik sangatlah berpengaruh terhadap pola pendidikan.
Solusi yang kami tawarkan dari sebuah masalah ini adalah : memanfaatkan orang sekitar dengan mendayagunakan orang yang ahli dalam bidang ilmu tertentu, sehingga ada yang membantu guru dalam memaparkan pengetahuan tentang sesuatu yang baru.
4.                                                                                                    Jauh dari sumber energi listrik sehingga penerapan alat teknologi
tidak memungkinkan.
Peralatan teknologi juga merupakan faktor pendukung dalam proses pembelajaran contohnya adalah komputer yang membutuhkan arus listrik. Aliran arus listrik salah satu penyebab utama kendala dalam penerapan KTSP yang berbasis teknologi.
Dalam menanggapi kendala ini, kami tidak bisa memberikan solusi kami hanya mengatakan dan mendoakan supaya cepat teraliri listrik, karena itu lah satu-satunya jalan agar sekolah tersebut bisa memanfaatkan komputer sebagai salah satu pelajaran yang harus diajarkan ataupun sebagai pelajaran tambahan dalam mengenal kemajuan alat teknologi.
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari sebuah wawancara dan observasi mengenai kurikulum baku dan penerapan kurikulum KTSP di SD adalah sebagai berikut :
-          Kurikulum merupakan sebuah hal yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena ia merupakan sebuah pedoman.
-          Penerapan kurikulum baku dan kurikulum KTSP pada dasarnya adalah sama yang membedakan hanyalah penerapan yang dilakukan oleh seorang guru, karena situasi kelas adalah pengetahuan guru dan guru harus jeli dalam penyesuaian dalam penerapan kurikulum tsb.
-          Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menerapkan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum tidak berjalan dengan sendirinya melainkan adanya kesinambungan dengan guru.
-          Kekreatifan guru merupakan soft skill yang sangat dibutuhkan, karena soft skill tersebut merupakan modal utama seorang guru dalam mengolah kelas menjadi sebuah tempat yang aman, nyaman dan kondusif
-          Guru harus multistrategi dan mampu mengetahui potensi yang ada didaerah tempat ia mengajar karena hal ini dapat membantu dalam proses pengembangan diri pada siswa dengan mendayagunakan potensi yang ada didaerah sekitar.
B.  SARAN
1.      Mahasiswa keguruan terutama guru SD sebaiknya sungguh-sungguh dalam mengikuti mata kuliah kurikulum sehingga kita dapat mengetahui apa kendala dalam penerapannya
2.      Membaca makalah ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam proses pembelajaran.




Tidak ada komentar :

Posting Komentar